CURHAT ANONIM DI TWITTER
(image from Arizona State University) |
Secara garis besar,
sosialisasi dan komunikasi memiliki terjemahan yang sama yaitu merupakan proses
memahami dan menghayati. Namun, jika ditelaah lebih lanjut dua hal ini memiliki
perbedaan. Komunikasi merupakan salah satu komponen sosialisasi, sedangkan
sosialisasi sendiri merupakan upaya untuk memahami dan menghayati individu.
Pergeseran dunia ke arah
yang 'serba-digital' ini membuat manusia cenderung lebih nyaman berada di dunia
digital ketimbang di dunia yang bersifat aktual karena diwadahi oleh hal
bernama media sosial.
(image from The New York Times) |
Berdasarkan analisis
pribadi yang saya lakukan sebagai pengguna Twitter 6 tahun belakangan, banyak
budaya yang kemudian tumbuh dan berkembang di dalamnya, terutama saat era pandemi.
Salah satunya adalah menceritakan perihal kehidupan mereka secara anonim
terlebih dengan maraknya akun alter, autobase, dan menfess.
Menurut Maulina Ratih di
artikelnya yang berjudul “Curhat Anonim di Twitter : Yuk, Jadi Pendengar Yang Baik”, akun alter adalah akun yang biasa
digunakan oleh user dengan menggunakan personal lain yang telah dibangun dan
dikenali di lingkungannya. Sedangkan autobase merupakan akun di mana pengguna
Twitter dapat mengirim pesan dengan sebutan menfess (mention confess) yang
berbentuk pertanyaan atau informasi yang dikirim secara anonim.
Baca Selengkapnya : Curhat Anonim di Twitter : Yuk, Jadi Pendengar yang Baik | kumparan.com
Maraknya akun alter,
autobase, dan menfess ini membuktikan bahwa sesi curahatan hati (curhat) yang
dilakukan secara anonim jauh lebih digemari terkhusus pengguna Twitter. Mereka
merasa lebih mudah dalam menuangkan isi hati dan pikiran yang kemudian lebih
leluasa dalam mengekspresikan diri. Lantas mengapa budaya siber ini kian
booming?
Menurut riset kecil yang
saya lakukan bersama teman-teman saya (para pengguna Twitter), mereka jauh
lebih nyaman bercerita dengan orang asing tanpa identitas yang jelas karena
minimnya sikap judgmental dari orang lain. Mereka berkata bahwa ada satu waktu
di mana mereka hanya ingin mengeluarkan isi hati dan pikiran saja, atau hanya
ingin sekadar mengekspresikan diri tanpa adanya kritik apalagi tanggapan. Latar
belakang inilah yang membuat para pengguna Twitter kerap menguraikan masalahya
di akun alter namun tak jarang ada yang tembus sampai autobase. Hal ini lah yang
menyebabkan para pengguna Twitter dapat saling mengerti satu sama lain karena
latar belakang pemikiran yang hampir sama.
Namun ternyata Twitter
kerap kali digunakan sebagai alat penyalur emosi yang salah. Di balik sisi
kenyamanan yang telah dipaparkan sebelumnya, artikel yang sama mengatakan bahwa
mengungkapkan isi hati di autobase yang khalayaknya ramai maka tidak menutup
kemungkinan si pengirim menjadi korban kejahatan di dunia virtual. Di poin ini
lah diharapkan kesadaran dari masing-masing pengguna untuk bijak dalam bermedia
sosial guna menanggapi budaya siber pada aplikasi burung biru ini yang kian
berkembang.
Source
Curhat Anonim di Twitter : Yuk, Jadi Pendengar yang Baik | kumparan.com
Twitter Bots Poised to Spread Disinformation Before Election - The New York Times (nytimes.com)
5 Myths About Socialization in Online Learning | ASU Prep Digital
Komentar
Posting Komentar